Showing posts with label Media Iklan. Show all posts
Showing posts with label Media Iklan. Show all posts

Pemilihan Media Iklan

Tuesday, August 14, 2012

Media iklan memang begitu banyak alternatifnya sehingga para pengiklan bisa dengan leluasa memilihnya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media iklan, antara lain sebagai berikut:

1. Tujuan periklanan
Tujuan periklanan perlu ditetapkan sebelum memilih media iklan, misalnya tujuan melakukan kegiatan periklanan adalah untuk meyebarkan informasi produk dengan cepat ke masyarakat luas, untuk mencapai tujuan tersebut bisa dicapai dengan memilih radio atau surat kabar sebagai media iklanya, karena radio dan surat kabar penyebaran informasinya lebih cepat.

2. Sirkulasi media
Sirkulasi media yang dipakai harusnya disesuaikan dengan segmen pasar yang dituju dan juga harus sesuai dengan distribusi produknya. Jika produk yang ditawarkan distribusi atau daerah penjualan untuk daerah lokal saja, maka media iklan yang dipilih baiknya yang menjangkau daerah penjualan produk tersebut. Misalnya, anda memiliki sebuah usaha mebel dengan pasaran di daerah Jogjakarta maka anda bisa memilih media cetak lokal jogja yaitu Harian Jogja atau Kedaulatan Rakyat (KR).

3. Waktu dan alokasi dimana keputusan membeli dibuat
Waktu dan alokasi dimana keputusan membeli dibuat sangat berpengaruh dalam pemilihan media iklan karena kemungkinan keputusan pembelian konsumen tidak selalu terjadi dirumah. Bahkan bisa jadi konsumen yang sudah merencanakan keputusan pembelian dari rumah akan berubah ketika melihat sebuah iklan.

4. Biaya yang harus dikeluarkan
Biaya yang harus dikeluarkan untuk beriklan harus diperhatikan agar tidak terjadi pembengkaan biaya karena aktivitas pereiklanan. Pemilihan media iklan perlu disesuaikan dengan dana yang tersedia dan seberapa jauh sirkulasi atau jangkauan penyebarannya. Biasanya semakin luas yang dijangkau oleh media iklan maka biayanya pun akan semakin mahal. Misalnya biaya iklan untuk TV lokal pastinya akan lebih murah dari pada TV nasional.

5. Kerja sama dan bantuan yang ditawarkan oleh media
Media iklan memang banyak tersedia, mereka berlomba menawarkan pelayanan yang berbeda-beda. Dalam memilih media iklan yang perlu diperhatikan salah satu diantaranya adalah kerja sama dan bantuan yang mereka tawarkan. Dan sebagai pihak yang memasang iklan sudah pasti akan memilih media yang menawarkan kerjasama yang baik dan bantuan promosi yang lebih besar.

6. Karakteristik media
Karakteristik media perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan pemilihan media. Karekteristik media yang dipilih baiknya disesuaikan dengan jenis produk yang akan diklankan. Jika produk yang akan diklankan sudah cukup digambarkan dengan tulisan, pilih saja media cetak sebagai media iklanya. Jika produk yang ditawarkan bisa digambarkan melalui suara, pilih saja radio sebagai media iklannya.

7. Kebaikan dan keburukan media
Kebaikan dan keburukan media perlu dipertimbangkan karena keberhasilan dalam periklanan yang akan dilakukan nantinya juga tergantung dari buruknya suatu media yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan. Dari sekian banyak media iklan yang ada, masing-masing tentu memiliki kebaikan dan keburukan. Sebagai pemasang iklan tentunya akan memilih yang paling baik dan paling minim keburukanya.

Hal-hal tersebut perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media iklan agar aktivitas iklan yang akan dilakukan dapat efektif dan efisian dalam mencapai tujuan. Sebagai pihak pemasang iklan memang perlu jeli dalam memilih media yang tepat sesuai dengan apa yang akan diiklankan.

Sumber : http://beritawonganteng.blogspot.com/


Baca artikel selengkapnya ....

Menetapkan Media Iklan

Monday, June 4, 2012

Ada lima langkah yang dilakukan dalam memilih media, yaitu : menetapkan jangkauan, frekuensi dan pengaruh; memilih diantara tipe-tipe media utama; memilih wahana media yang spesifik; menetapkan waktu beriklan dalam media dan menetapkan alokasi media berdasarkan geografi.

a. Menetapkan Jangkauan (Reach), Frekuensi (Frequency) dan Pengaruh (Impact)
Jangkauan adalah banyaknya orang atau rumah tangga yang berbeda yang diekspos melalui jadwal media tertentu paling sedikit sekali dalam satu periode waktu tertentu. Frekuensi adalah berapa kali dalam satu periode waktu tertentu orang atau rumah tangga rata-rata menerima pesan dalam iklan. Pengaruh adalah nilai kualitatif dari satu ekspos iklan melalui satu media yang telah ditetapkan.

Ada trade-off antara jangkauan, frekuensi dan pengaruh. Jika pengiklan ingin meningkatkan frekuensi maka jangkauan otomatis berkurang, dan jika pengiklan ingin meningkatkan pengaruh (artinya menggunakan wahana media yang lebih bergengsi dimana lebih mahal biayanya) maka jangkauan akan berkurang (jangkauan bisa tetap kalau frekuensi dikurangi).

Dalam anggaran yang sudah ditetapkan, pengiklan harus menetapkan kombinasi jangkauan, frekuensi dan pengaruh yang paling efektif. Jangkauan lebih dipentingkan jika meluncurkan produk baru. brand yang terkenal atau brand yang tidak sering dibeli. Frekuensi lebih penting kalau ada pesaing yang kuat, rumitnya cerita iklan, kekakuan konsumen atau siklus pembelian yang sering.

Krugman menyatakan bahwa tiga kali eksposure dari iklan sudah cukup:
* Eksposure pertama adalah untuk memberitahu pemirsa ada produk baru yang diluncurkan.
* Eksposure kedua untuk memberitahu audience apa pesan yang terlewat pada eksposure yang pertama dan lebih mendorong konsumen untuk mengetahui segala sesuatu tentang produk tersebut.
* Eksposure ketiga untuk meyakinkan audience bahwa keputusannya tepat kalau membeli produk itu.

b. Memilih diantara Tipe-tipe Media Utama
Ada enam media utama dalam beriklan:
-1. Surat Kabar
-2. Televisi
-3. DirectMail
-4. Radio
-5. Majalah
-6. Luar ruang

Dalam memilih media yang disebutkan diatas, pengiklan harus mempertimbangkan beberapa variabel dibawah ini, berurut menurut tingkat kepentingannya:
* Kebiasaan sasaran audience dari media yang dipilih.
* Disesuaikan dengan jenis produk.
* Disesuaikan dengan pesan yang ingin disampaikan.
* Disesuaikan dengan anggaran (mempertimbangkan biaya dari masing-masing media).
* Pengiklan harus dapat memutuskan anggaran ke kombinasi media-media yang dipilih.

Misalnya anggaran iklan adalah 6 juta dolar, 3 juta dialokasikan untuk televisi, 2 juta untuk majalah wanita dan 1 juta untuk surat kabar.

c. Memilih Wahana Media yang Spesifik
Misalkan pengiklan menetapkan anggaran iklan 20 juta rupiah untuk media surat kabar. Pengiklan dapat mengalokasikan 20 juta rupiah itu misalnya untuk wahana media KOMPAS Rp. 12 juta, untuk REPUBLIKA Rp. 5 juta, untuk SUARA PEMBARUAN Rp. 3 juta. Pengiklan tergantung kepada pengukuran jasa media yang menyediakan perkiraan ukuran audience, komposisi dan biaya media. Ukuran audience punya beberapa ukuran yang mungkin:
* Sirkulasi : banyaknya media yang diterbitkan yang memuat iklan tersebut.
* Audience : banyaknya orang yang diekspos oleh wahana media.
* Audience yang efektif : banyaknya orang dengan karakteristik sasaran yang dieskpos oleh wahana media.
* Audience efektif yang diekspos oleh iklan : banyaknya orang dengan karakteristik sasaran yang benar-benar melihat iklan tersebut.
* Kriteria biaya per seribu

Beberapa pengiklan menghitung biaya per seribu orang yang dijangkau oleh satu wahan. Misalnya jika iklan satu halaman penuh di KOMPAS berbiaya Rp. 10 juta, sedangkan pembaca KOMPAS diperkirakan 20 juta orang, maka biaya iklan per seribu orang di KOMPAS adalah Rp. 500. Beberapa penyesuaian harus dilakukan pada pengukuran awal ini:
1. Ukuran harus disesuaikan dengan kualitas audience.
2. Nilai eksposure harus disesuaikan dengan kemungkinan perhatian audience.
3. Nilai eksposure harus disesuaikan dengan kualitas editorial (gengsi dan tingkat kepercayaan) yang mungkin dimiliki suatu media dibanding yang lainnya.
4. Nilai eksposure harus disesuaikan dengan kebijakan penempatan wahana media dan jasa pelayanan tambahan.

d. Menetapkan Waktu Beriklan dalam Media
Masalah Penjadwalan Makro
Perusahaan punya tiga pilihan dalam waktu beriklan:
* Mengikuti pola penjualan, banyak beriklan pada periode penjualan tinggi, sedikit beriklab pada periode penjualan rendah.
* Melawan pola penjualan, banyak beriklan pada periode penjualan rendah, sedikit beriklab pada periode penjualan tinggi.
* Konstan selama 1 tahun, banyaknya iklan sama baik pada saat periode penjualan tinggi maupun pada periode penjualan rendah.

Ada tiga pernyataan yang berhubungan dengan penjadwalan makro:
1. Forrester menyatakan bahwa ada tenggang waktu antara waktu iklan dengan kesadaran konsumen; antara kesadaran dengan penjualan; dan antara penjualan dengan pengeluaran iklan.
2. Rao dan Miller menyatakan ada hubungan yang bertenggang waktu antara bagian brand dengan pengeluaran promosi dan iklan pada basis pasar-demi-pasar.
3. Kuehn mengembangkan model untuk mengetahui bagaimana iklan harus dijadwalkan untuk produk-produk yang sering dibeli, produk yang penjualannya tinggi hanya pada satu periode waktu dan produk pangan berbiaya rendah. Pola jadwal iklan yang tepat tergantung pada tingkat pembawaan iklan (tingkat dimana efek dari satu pengeluaran iklan menyusut seiring dengan berlalunya waktu) dan tingkah laku kebiasaan dalam pilihan brand oleh konsumen (mengindikasikan berapa banyak mempertahankan brand terjadi yang tidak dipengaruhi oleh tingkat periklanan). Kuehn berpendapat bahwa jika tidak ada pembawaan iklan atau kebiasaan pembelian, maka pengiklan akan menetapkan anggaran periklanan menggunakan metode persentase dari penjualan.

Masalah Penjadwalan Mikro
Masalah penjadwalan mikro mengharuskan alokasi pengeluaran periklanan dalam satu periode yang singkat untuk mendapatkan pengaruh yang maksimum.
Pola yang paling efektif tergantung dari tujuan komunikasi dalam hubungannya dengan sifat produk, sasaran pelanggan, saluran distribusi dan faktor-faktor pemasaran lainnya. Pola penjadwalan harus mempertimbangkan 3 faktor:
1. Perpindahan pembeli (buyer turnover) menyatakan tingkat dimana pembeli baru memasuki pasar; semakin tinggi tingkat ini; semakin lebih berkelanjutan iklannya.
2. Frekuensi pembelian (purchase frequency) adalah berapa kali selama periode tersebut dimana pembeli rata-rata membeli produk tersebut; semakin tinggi frekuensi pembelian; semakin berkelanjutan iklannya.
3. Tingkat terlupakan (forgetting rate) adalah tingkat dimana pembeli melupakan brand tersebut; semakin tinggi tingkat terlupakan, semakin berkelanjutan iklannya.

Dalam meluncurkan produk baru, pengiklan harus memilih antara kontinuitas, konsentrasi, mengambangkan dan menekankan iklan. Kontinuitas dicapai dengan menjadwalkan eksposure sama rata selama satu periode tertentu. Konsentrasi berarti menghabiskan semua anggaran iklan dalam satu periode tunggal. Pengambangan berati beriklan untuk beberapa periode, diikuti oleh satu kekosongan tanpa iklan, kemudian baru beriklan lagi. Penekanan adalah iklan berkelanjutan pada level yang rendah dikuatkanb lagi secara periodik dengan aktivitas bergelombang atau yang lebih hebat.

e. Menetapkan Alokasi Media secara Geografi
Ada tiga pilihan alokasi media secara geografi:
1. Secara nasional (national buys), misalnya dengan beriklan melalui jaringan TV nasional atau majalah nasional.
2. Pembelian per spot (spot buys), misalnya dengan beriklan bahwa edisi majalah regional.
3. Secara lokal (local buys), misalnya dengan beriklan pada surat kabar lokal, radio atau luar ruang.

Sumber : http://www.angelfire.com/


Baca artikel selengkapnya ....

Pengaruh Iklan Di Televisi Terhadap Masyarakat

Monday, May 9, 2011

Iklan begitu akrab dengan kehidupan kita. Mulai dari bangun tidur, beraktifitas di rumah, keluar rumah, ditempat kerja, sampai kita pulang lagi ke rumah dan tidur, berapa banyak iklan yang kita saksikan?! Lalu berapa banyak iklan yang dapat mempengaruhi kita sehingga kita tertarik untuk membeli produk/ jasa yang ditawarkan. Iklan adalah senjata paling ampuh untuk mempengaruhi konsumen. Yang sebelumnya tidak tertarik dengan sebuah produk, namun karena iklan yang ditayangkan begitu gencarnya sehingga lama-kelamaan tertarik dan ingin mencobanya.

Kita tentu masih ingat ketika acara reality show AFI (Akademi fantasi Indosiar) sedang berada di puncak rating. Acara tersebut disponsori oleh produk Indomie dari Indofood. Iklan dibawakan oleh para akademia (peserta AFI) dengan berbagai varian model iklan baik secara langsung maupun tidak langsung. Saya mendengar sendiri dari pemirsa yang asyik mengikuti setiap episode bahwa dia tertarik untuk membeli dan mencoba Indomie karena penasaran dengan gencarnya iklan yang ditayangkan tersebut.

Seperti dikatakan praktisi periklanan dari Inggris yang mendefenisikan periklanan adalah pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensialatas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya1. Kegiatan periklanan memang bisa menelan biaya ratusan juta dan bahkan miliar rupiah, namun selama didasarkan pada tujuan dan perhitungan yang serba jelas maka akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Data Nielsen Media Research (NMR) tentang tren belanja iklan lima tahun terakhir menunjukkan peningkatan secara signifikan tiap tahunnya. Perhitungan yang dilakukan tanpa pertimbangan diskon dari berbagai media yang digunakan, baik media konvensional ataupun non konvensional tercatat belanja iklan terus melonjak dari Rp 7,123 triliun (2000), Rp 9,084 triliun (2001), Rp 12,368 triliun (2002), Rp 16,801 triliun (2003), Rp 22, 211 triliun (2004), Rp 25,580 triliun (2005) dan Januari-September 2006 baru mencapai Rp 21,489 triliun. Sementara data dari Adquest Millenium dalam periode yang sama, tanpa menghitung iklan layanan masyarakat dan media non komersial menunjukkan, perkembangan belanja iklan mengalami pertumbuhan yang menurun (drecreasing trend) jika dilihat gross advertising expenditure sejak tahun 2000 hingga 2004 selalu naik di atas 25 persen, tetapi pertumbuhannya hanya 17 persen (lihat dalam tabel tren belanja iklan red), sedangkan di tahun 2006 kemungkinan besar tidak ada pertumbuhan. Pergerakan ini tentunya dipengaruhi faktor makro ekonomi yang kurang menguntungkan di akhir tahun 2005 seiring kenaikan harga bahan bakar minyak yang terus melonjak.

Masih dari data Nielsen Media Research, media televisi maraup iklan sebesar 70%, atau senilai Rp 16,22 triliun. Pada semester I tahun 2006 ini, belanja iklan televisi sebesar Rp 9,2 triliun atau 68% dari total belanja iklan secara nasional, atau sebesar Rp 13,6 triliun. Sungguh merupakan angka yang fantastis besarnnya, yang menimbulkan semakin banyaknya bermunculan televisi-televisi swasta nasional.

Sumber : http://warto.wordpress.com/
.


Baca artikel selengkapnya ....

Memilih Media Untuk Pemasangan Iklan

Thursday, August 5, 2010

Memilih Media Pemasangan Iklan merupakan kegiatan yang sangat menentukan terhadap efektifitas iklan yang dipasang. Karena itu perlu strategi untuk memilih media pemasangan iklan. Berikut, empat langkah utama yang harus diambil ketika akan memilih media pemasangan iklan.

Empat langkah utama tersebut adalah:
1. Memutuskan jangkauan, frekuensi dan dampak dari iklan yang dipasang.
2. Memilih jenis media utama.
3. Memilih sarana media khusus.
4. Memutuskan penentuan waktu media

Memutuskan tentang jangkauan, frekuensi dan dampak dari iklan yang dpasang:
* Jangkauan (reach), ukuran presentase orang-orang yang diharapkan membaca iklan misalnya; di pasar sasaran yang terpapar; pada kampanye iklan selama periode waktu tertentu.
* Frekuensi (frequency), ukuran mengenai seberapa sering rata-rata orang di pasar akan terterpa oleh pesan tersebut.
* Dampak media, nilai kualitatif terpaan pesan melalui medium tertentu.

Memilih jenis media utama
Perencana pesan iklan harus memahami jangkauan, frekuensi dan dampak masing-masing media utama sebelum memutuskan memilih media mana yang akan digunakan. Ada sejumlah factor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media, yakni kebiasaan media pelanggan sasaran, sifat produk yang relevan dengan media yang dipilih, jenis pesan (pesan dengan jenis berbeda sering memerlukan media berbeda pula), dan biaya.


Baca artikel selengkapnya ....

Jenis "Lay Out" Untuk Iklan Cetak

Wednesday, July 7, 2010

1. MONDRIAN LAY OUT
Konsep tata letak (lay out) iklan model ini mengacu pada konsep seorang pelukis Belanda bernama Piet Mondrian. Mondrian lay out adalah model tata letak iklan yang menekankan pada prinsip penyajian iklan yang mengacu pada bentuk-bentuk square/landscape/portrait, dimana masing-masing bidangnya sejajar dengan bidang penyajian dan memuat gambar/copy yang saling berpadu sehingga membentuk suatu komposisi yang konseptual.

2. MULTI PANEL LAY OUT
Multi panel lay out adalah bentuk lay out iklan cetak dimana dalam satu bidang penyajian iklan dibagi menjadi beberapa tema visual dalam bentuk yang sama (square/double square semuanya).

3. PICTURE WINDOW LAY OUT
Tata letak iklan menurut model picture window lay out adalah lay out iklan dimana produk yang diiklankan ditampilkan secara close up. Dalam lay out ini, tampilan close upnya bisa dalam bentuk produknya itu sendiri atau juga bisa menggunakan model (public figure)
Download file atau
4. COPY HEAVY LAY OUT
Tata letak iklan menurut copy heavy lay out adalah konsep tata letak iklan yang mengutamakan pada bentuk copy writing (naskah iklan) atau dengan kata lain komposisi lay out nya didominasi oleh penyajian teks (copy)

5. FRAME LAY OUT
Frame lay out adalah model tata letak iklan cetak dengan tampilan iklan dimana border/bingkai/frame nya membentuk suatu naratif (mempunyai cerita)

6. SHILHOUTTE LAY OUT
Shilhoutte lay out adalah model tata letak iklan dimana penyajiannya berupa gambar ilustrasi atau tehnik fotografi dimana hanya ditonjolkan bayangannya saja. Penyajian bisa berupa Text-Rap/warna spot color yang berbentuk gambar ilustrasi atau pantulan sinar seadanya dengan tehnik fotografi.

7. TYPE SPECIMEN LAY OUT
Type specimen lay out adalah model tata letak iklan yang hanya menekankan pada penampilan jenis huruf dengan point size yang besar. Pada umumnya model tata letak ini hanya berupa Head Line saja.

8. SIRCUS LAY OUT
Penyajian iklan yang tata letaknya tidak mengacu pada ketentuan baku. Komposisi gambar visualnya, bahkan kadang-kadang teks dan susunannya tidak beraturan.

9. JUMBLE LAY OUT
Penyajian iklan yang merupakan kebalikan dari sircus lay out, yaitu komposisi beberapa gambar dan teksnya disusun secara teratur.

10. GRID LAY OUT
Suatu tata letak iklan yang mengacu pada konsep grid, yaitu desain iklan tersebut seolah-olah bagian per bagian (gambar atau teks) berada di dalam skala grid.

11. BLEED LAY OUT
Sajian iklan dimana sekeliling bidang menggunakan frame (seolah-olah belum dipotong pinggirnya). Catatan: Bleed artinya belum dipotong menurut pas cruis (utuh) kalau Trim sudah dipotong.

12. VERTICAL PANEL LAY OUT
Tata letaknya menghadirkan garis pemisah secara vertical dan membagi lay out iklan tersebut.

13. ALPHABET INSPIRED LAY OUT
Tata letak iklan yang menekankan pada susunan huruf atau angka yang berurutan atau membentuk suatu kata dan diimprovisasikan sehingga menimbulkan kesan narasi (cerita).

14. ANGULAR LAY OUT
Penyajian iklan dengan susunan elemen visualnya membentuk sudut kemiringan, biasanya membentuk sudut antara 40-70 derajat.

15. INFORMAL BALANCE LAY OUT
Tata letak iklan yang tampilan elemen visualnya merupakan suatu perbandingan yang tidak seimbang.

16. BRACE LAY OUT
Unsur-unsur dalam tata letak iklan membentuk letter L (L-Shape). Posisi bentuk L nya bisa tebalik, dan dimuka bentuk L tersebut dibiarkan kosong.

17. TWO MORTISES LAY OUT
Penyajian bentuk iklan yang penggarapannya menghadirkan dua inset yang masing-masing memvisualkan secara diskriptif mengenai hasil penggunaan/detail dari produk yang ditawarkan.

18. QUADRAN LAY OUT
Bentuk tampilan iklan yang gambarnya dibagi menjadi empat bagian dengan volume/isi yang berbeda. Misalnya kotak pertama 45%, kedua 5%, ketiga 12%, dan keempat 38%. (mempunyai perbedaan yang menyolok apabila dibagi empat sama besar).

19. COMIC STRIPS LAY OUT
Penyajian iklan yang dirancang secara kreatif sehingga merupakan bentuk media komik, lengkap dengan captions nya.

20. REBUS LAY OUT
Susunan lay out iklan yang menampilkan perpaduan gambar dan teks sehingga membentuk suatu cerita


Baca artikel selengkapnya ....

Berbagai Jenis Media Iklan

Wednesday, December 30, 2009

Ada beberapa media periklanan atau advertising media. Beberapa media iklan tersebut adalah:
1. Koran.
Kelebihan : fleksibel, cepat, liputan pasar lokal yang bagus, diterima secara luas, tingkat kepercayaan tinggi.
Kekurangan : masa edar pendek, kualitas reproduksi kadang kurang bagus, pemindahan tangan khalayak kecil.
2. Brosur.
Kelebihan : dapat dipasarkan atau diedarkan secara masal,
Kekurangan : informasi yang disajikan harus yang tidak menuntut selalu up to date
3. Televisi.
Kelebihan : liputan pasar masal, daya tarik tinggi karena faktor audio visual.
Kekurangan : biaya besar, paparan berlangsung cepat, selektivitas khalayak kurang.
4. Surat langsung.
Kelebihan : bersifat personal, selektivitas khalayak tinggi, fleksibel, tidak ada persaingan iklan pada media yang sama.
Kekurangan : biaya perpaparan tinggi, surat sering diabaikan
5. Radio.
Kelebihan : penerimaan lokal bagus, selektivitas geografis dan demografis tinggi, biaya relatif murah.
Kekurangan : hanya audio, pesan cepat berlalu, perhatian mendengar rendah.
6. Majalah.
Kelebihan : selektivitas geografis demografis tinggi, prestise dan kredibel, kualitas reproduksi tinggi, masa edar lama, dan tingkat keterbacaan bagus.
Kekurangan : biaya relatif mahal, tingkat perhatian pembaca tergantung posisi.
7. Luar Ruang.
Fleksibilitas, keterpaparan berulang tinggi, biaya rendah, persaingan pesan rendag, selektivitas posisi tinggi. Selektvitas khalayak rendah.
8. Internet.
Kelebihan : selektivitas tinggi, biaya relatif rendah, kecepatan waktu, kemampuan interaktif.
Kekurangan : khalayak terpisah secara demografi kecil, dampak relatif rendah.


Baca artikel selengkapnya ....

Kekuatan dan Kelemahan Surat Kabar Sebagai Media Iklan

Friday, December 11, 2009

Kekuatan surat kabar sebagai media iklan
a. Market coverage; surat kabar mampu menjangkau daerah-daerah perkotaan sesuai cakupan wilayahnya.
b. Comparison shooping; surat kabar sering digunakan sebagai bahan acuan atau referensi konsumen dalam membeli barang atau jasa.
c. Positive consumer attitude; aktualitas informasi yang sampaikan digunakan juga sebagai acuan pembaca
d. Flexibility; lebih luwes dalam menentukan jadwal publikasi iklan dan surat kabar yang mempublikasikan (apakah lokal, regional ataukah nasional) berkaitan dengan khalayak yang dijadikan sasaran iklan.

Kelemahan surat kabar sebagai media iklan
a. Short life span; meski jangkauannya luas dan massal serta dapat didokumentasikan, pembaca surat kabar hanya butuh waktu kurang lebih 15 menit hingga 30 menit untuk membacanya serta umumnya hanya sekali saja membacanya. Selain itu usia informasinya hanya 24 jam setelah itu sudah dianggap basi.
b. Clutter; Jika isi dan tata letaknya kacau akan mempengaruhi pemaknaan dan pemahaman isi pesan iklan oleh pembacanya.
c. Limited coverage of certains group; beberapa kelompok tertentu tidak bisa dijangkau oleh surat kabar, misal kelompok masyarakat menengah ke bawah atau masyarakat usia di bawah 15 tahun.
d. Products that don’t fit; beberapa produk tidak dapat diiklankan dengan menggunakan surat kabar karena memerlukan demonstrasi atau memerlukan pertimbangan tertentu. Contoh iklan BH atau iklan peralatan olah raga.


Baca artikel selengkapnya ....

Kelemahan Umum Media Cetak Sebagai Media Iklan

Sunday, December 6, 2009

Menurut Eric Barnow, media cetak (the printed page) sebagai media penyampai pesan yang berujud cetak mempunyai beberapa kelemahan antara lain:
1. Media cetak (The printed page) tidak mempunyai suara, jadi tidak bisa menimbulkan kesan akrab sehingga kurang mampu menggugah emosi.
2. Yang bisa dicapai oleh media cetak (printed page) hanyalah mereka yang bisa membaca, bahkan dalam media cetak (printed page) tertentu pembacanya adalah orang–orang yang berpendidikan.
3. Karena media cetak dicetak, maka media cetak menghendaki untuk dibaca.
4. Jika radio, TV dan sebagainya bisa dinikmati oleh dua orang atau lebih secara bersama–sama, maka pada media cetak, hal ini kurang leluasa untuk dilakukan.

Mengingat beberapa kelemahan media cetak seperti diatas, maka para pemasang iklan yang menggunakan media cetak sebagai media penyampai pesan–pesan iklannya harus meramu kata dan kalimat, juga punya kemampuan lebih dalam memvisualisasikan produk. Gambar (visual) dan kata inilah yang diharapkan mampu mempengaruhi target audience sehingga berbuat sebagaimana yang disarankan oleh produsen barang dan jasa (pemasang iklan).


Baca artikel selengkapnya ....

Pengertian Media Iklan

Saturday, November 21, 2009

Yang dimaksud dengan media iklan adalah segala sarana komunikasi yang dipakai untuk mengantarkan dan menyebar-luaskan pesan–pesan iklan. Pada prinsipnya, jenis media iklan dalam bentuk fisik dibagi kedalam dua kategori yaitu: media iklan cetak dan media iklan elektronik. Media iklan cetak adalah media cetak yang memuat iklan sedangkan media iklan elektronik adalah media elektronik yang memuat iklan.

Media cetak adalah media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual yang dihasilkan dari proses percetakan, bahan baku dasarnya maupun sarana penyampaian pesannya menggunakan kertas. Media cetak adalah suatu dokumen atas segala hal tentang rekaman peristiwa yang diubah dalam kata-kata, gambar foto dan sebagainya. Contoh media cetak adalah: surat kabar, majalah, tabloid, brosur, pamflet, poster. Sedangkan media elektronik adalah media yang proses bekerjanya berdasar pada prinsip elektronik dan eletromagnetis (contoh televisi, radio, internet). Diantara dikotomi media tersebut ada satu media yang tidak termasuk dalam kategori keduanya yaitu media luar ruang (papan iklan atau billboard).

Jika dilihat dari pekerjaan kreatifnya maka media iklan terbagi atas dua jenis yaitu :
a. media lini atas (above the line) ; media utama yang digunakan dalam kegiatan periklanan, contoh ; televisi, radio, majalah, surat kabar.
b. Media lini bawah (below the line) ; media pendukung dalam kegiatan periklanan, contoh : pamflet, brosur dan poster.


Baca artikel selengkapnya ....
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Academics Blogs Academics Top Blogs blogarama - the blog directory Submit your website to 20 Search Engines - FREE with ineedhits! Media Promosi

  © Blogger template Brownium by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP