Showing posts with label Iklan yang baik. Show all posts
Showing posts with label Iklan yang baik. Show all posts

Panduan Membuat Iklan Baris Yang Efektif

Tuesday, June 12, 2012

Aspek terpenting dari sebuah bisnis adalah membuat penjualan, baik produk ataupun jasa. Jika tidak ada penjualan, tidak ada bisnis yang akan bertahan lama. Dan setiap penjualan selalu diawali oleh promosi atau iklan.

Pernahkah Anda memperhatikan halaman iklan baris di koran? Apakah Anda membaca semuanya? Pasti tidak! Saya yakin Anda hanya membaca iklan-iklan yang menarik perhatian Anda saja. Sebagian besar iklan tidak Anda baca sama sekali. Dan hampir semua orang melakukan hal yang sama dengan Anda.

Setelah Anda membaca iklan-iklan yang menarik perhatian Anda, apakah Anda melakukan pembelian? Mungkin tidak juga, karena ternyata iklan tersebut tidak mampu membuat Anda berminat dan berhasrat pada produk yang dijual.

Tujuan setiap iklan adalah untuk menjual produk atau jasa yang ditawarkan. Jika tidak terjadi penjualan, berarti iklan tersebut tidak berhasil melakukan tugasnya dengan baik.

Anda tentu tidak mau iklan Anda seperti itu.

Iklan yang berhasil harus memenuhi unsur-unsur dalam formula klasik berikut ini :
* Menarik perhatian pembaca (Attention)
* Membuat pembaca tertarik dengan produk yang ditawarkan (Interest)
* Membuat pembaca berhasrat untuk memiliki produk tersebut (Desire)
* Membuat pembaca melakukan tindakan yang diharapkan (Action)

Formula klasik tersebut sering disingkat dengan AIDA.

Attention
Sebuah media iklan baris biasanya menampilkan puluhan, atau bahkan ratusan iklan per halaman. Dan iklan Anda hanyalah salah satu di antaranya. Bagaimana, dalam waktu yang singkat, iklan Anda dapat menarik perhatian pembaca ?

Buatlah judul (headline) iklan yang memukau, yang membuat pembaca terkejut. Jika media tersebut tidak menyediakan kolom judul (seperti iklan baris di koran), buatlah kejutan itu di kalimat awal iklan Anda.

Gunakan kata-kata ‘sakti’ yang memaksa pembaca melihat iklan Anda.
Contoh kata-kata ‘sakti’ :
RAHASIA, GRATIS, GARANSI, BONUS, MUDAH, CEPAT, UANG, BEST SELLER, KISAH NYATA, AMAN, TERPERCAYA, TERUJI, OTOMATIS, DISKON, LUAR BIASA, DIJAMIN
Contoh judul yang menarik perhatian pembaca :
“3 Langkah MUDAH Menghasilkan UANG Dari Internet”
“DIJAMIN Balik Modal Dalam Seminggu. GARANSI Uang Kembali”
“Dapatkan RAHASIA Akses Internet GRATIS !”
Catatan : Gunakan huruf kapital secukupnya untuk menegaskan kata-kata ‘sakti’ yang Anda harapkan dapat menarik perhatian pembaca. Jangan menulis judul iklan dengan huruf kapital semua, karena akan terkesan tidak profesional (atau orang akan menyangka keyboard Anda sedang rusak).

Interest
Segera setelah iklan Anda mendapat perhatian dari pembaca, buatlah pembaca tersebut tertarik dengan produk Anda. Tunjukkan manfaat terpenting dari produk Anda, yang tidak bisa mereka dapatkan dari produk lain.

Anda harus bisa menahan pembaca tersebut, agar apa yang ingin Anda sampaikan terbaca semuanya. Oleh karena itu kalau perlu, Anda bisa gunakan lagi kata-kata ‘sakti’ agar mereka tidak mengalihkan perhatian dari iklan Anda.

Desire
Membuat pembaca tertarik saja ternyata tidak cukup. Anda harus membuat pembaca berhasrat untuk memiliki produk yang Anda tawarkan dengan menunjukkan manfaat, keunikan, dan keunggulan produk Anda dibandingkan dengan produk lain. Tunjukkanlah sesuatu dalam produk Anda yang dapat membuat pembaca merasa lebih bahagia, lebih kaya, atau lebih sehat, jika memiliki produk tersebut.

Action
Jika pembaca iklan Anda tidak melakukan tindakan apapun setelah membaca iklan Anda, artinya . . . iklan Anda sia-sia.
Anda harus memancing pembaca untuk bertindak seperti yang Anda harapkan.
Contoh :
“Pesan Sekarang di 021-9998889″
“Dapatkan Informasi Selengkapnya di http://www.blablablaxxx.com”
Mungkin Anda bertanya, bagaimana memasukkan semua unsur AIDA dalam sebuah iklan yang hanya terdiri dari 4 atau 6 baris saja ? Di situlah seninya ! Semakin banyak Anda berlatih, maka semakin Anda kuasai teknik tersebut.

Nah . . . sekarang ada tugas untuk Anda :
1. Kumpulkanlah 20 iklan dari iklan baris yang Anda bisa dapatkan, baik dari koran atau internet. Perhatikanlah . . . iklan mana yang paling berhasil menurut Anda ? Selanjutnya buatlah analisa mengapa iklan tersebut berhasil, dan mengapa iklan yang lain tidak.

2. Jika Anda memiliki sebuah produk untuk dijual, buatlah 10 iklan baris yang berbeda untuk produk tersebut. Kemudian perhatikan dan pilihlah satu iklan yang paling bagus menurut Anda.

Jika memungkinkan, tunjukkanlah iklan-iklan yang sudah Anda buat tersebut kepada beberapa teman dekat Anda. Mintalah pendapat mereka, iklan mana yang paling bagus menurut mereka. Bandingkan hasilnya dengan pilihan Anda tadi, sama tidak ?

Jangan lupa, jika iklan Anda tidak terbaca, maka tidak akan terjadi penjualan. Jika iklan Anda tidak terlihat, maka iklan Anda tidak akan terbaca. Jika iklan Anda tidak menarik perhatian, maka iklan Anda tidak akan terlihat.

Sumber : http://bintangweb.com/


Baca artikel selengkapnya ....

7 Trik Membuat Iklan yang Memorable

Monday, October 25, 2010

Tidak bisa dipungkiri ketika Jakarta dilanda banjir seperti sekarang ini yang paling teringat tentu iklan "A Mild Tanya Kenapa" yang versi banjir.

Secara cerdas, sengaja atau tidak sengaja, segala pemberitaan di media massa tentang banjir meng-enforce ingatan kita pada iklan A Mild tersebut.

Dari sini jadi muncul ide bagaimana membuat iklan yang kontekstual sehingga diingat oleh publik, walau terlihat tidak (belum) kontekstual (karena belum terjadi) dengan masa diluncurkannnya iklan.

Yang perlu diperhatikan adalah, jangan sampai iklan dianggap menimbrung popularitas pada peristiwa yang terjadi (apalagi kalo peristiwa itu musibah).

Caranya bagaimana? Caranya luncurkan iklan jauh hari sebelum peristiwa terjadi dan jangan sampai masyarakat banyak membaca email ini (hehe).

Di bawah ini beberapa langkah membuat iklan yang memorable dan mendapat dukungan media massa gratis.

7 Tips Membuat Iklan Yang Memorable

1. Perkirakan kejadian atau peristiwa yang secara periodik (tahunan, bulanan) terjadi di Indonesia dan menyedot perhatian publik, misalnya, gempa bumi, tsunami, banjir (sudah), longsor, kecelakaan transportasi (pesawat, ferry, kereta api), kebakaran hutan, selebritis meninggal over dosis (pasti terjadi lagi), selebritis tertangkap menggunakan narkoba (pasti terjadi lagi), kerusuhan, poligami, penyebaran video pribadi dll.

2. Sesuaikan konteks peristiwa diatas dengan ide besar dari kampanye Anda. Jika Anda seorang kreatif jagoan, hal ini tentu tidaklah susah. Contohnya A Mild, apa hubungannya jualan rokok dengan banjir misalnya? Tapi toh tema banjir jadi salah satu versi iklannya.

3. Tentukan nada dari iklan. Tidak ada yang suka pada iklan yang negatif atau depressing. Walaupun iklan Anda tentang bencana (alam atau bukan) pastikan iklan yang Anda buat memiliki pencahayaan optimis dan berhumor

4. Jangan membuat iklan dengan konteks peristiwa yang sudah terjadi (lumpur lapindo misalnya) karena basi dan iklan Anda akan dituduh mendompleng atau lebih parah lagi mengambil keuntungan dari bencana yang terjadi.

5. Jangan menyalahkan siapa-siapa pada iklan yang Anda buat, karena itu artinya Anda mengambil resiko membuat sekelompok orang tidak suka, padahal mereka ini bisa jadi juga customer Anda. Toh tanpa menyalahkan siapa-siapa masyarakat bisa mengambil kesimpulan sendiri.

6. Buat kampanye tie-in antara brand yang Anda iklankan, konteks/tema/ cerita yang Anda gunakan dengan kejadian di dunia nyata. Menggunakan contoh A Mild dan banjir lagi, alangkah efektifknya jika Sampoerna mendanai sebuah website/blog penuh informasi tentang banjir misalnya, kenapa itu terjadi,
apa yang harus dilakukan, peta banjir. Dalam jaman sekarang dalam satu hari situsnya akan jadi dan paling diperlukan 1-3 orang yang resourceful untuk memaintained situs tersebut. Katakanlah semacam detik.com khusus berita banjir dengan logo kecil A Mild dibawah. Niscaya akan jadi sebuah usaha yang mantap, dan menimbun simpati dari masyarakat, sebuah perwujudan Positive PR dan Corporate Social Responbility juga. Tentu tidak perlu banjir saja. Banjir skrg mungkin sudah di-owned oleh A Mild, brand lain perlu secepatnya meng-owned peristiwa lain.

7. Terakhir dan yang menentukan adalah, apakah cerita/tema/ konteks yang Anda gunakan pada kenyataannya terjadi tidak di dunia nyata. Keberuntungan Anda sebagai pembuat iklan diuji disini, apakah konteks/cerita iklan yang Anda buat akan terjadi di masa depan atau tidak. Tapi ini bukan masalah kalau pun tidak terjadi, iklan Anda akan mendapat simpati masyarakat karena terlihat setengah kampanye positif dan tidak mementingkan jualan. Selamat membuat iklan yang memorable!
.


Baca artikel selengkapnya ....

10 Tips Membuat Iklan Menjadi Terkenal

Thursday, June 17, 2010

Iklan menjadi terkenal dan mendapat perhatian dari banyak orang adalah harapan dari setiap pemasang iklan. Lantas, bagaimana caranya? 10 tips berikut merupakan kiat bagi setiap pemasang iklan untuk membuat iklan menjadi terkenal.

1. Buatlah Iklan Menjadi Sebuah Kejutan
Secara umum, kita semua menyukai kejutan, karena itu sebisa mungkin nyatakan pesan iklan yang biasa dalam cara yang tidak biasa, bahkan yang luar biasa sehingga menjadi sebuah kejutan. Bukan seperti komedi, tetapi nyatakan dengan cara yang berbeda dari yang lain. Pasanglah iklan bukan ditujukan untuk kegiatan hari ini, tetapi ditujukan untuk sesuatu yang menggambarkan tentang hari esok.

2. Keep It Simple
Pada dasarnya, setiap manusia tidak ingin repot atau direpotkan. Dia ingin yang sesuatu yang simple. Oleh karena itu, buatlah iklan sesederhana mungkin. Jangan biarkan desain iklan dapat mengalahkan pesan dalam iklan itu sendiri. Idenya adalah penonjolan bagian yang terpenting pada pesan iklan bukan pada asesorisnya.
Download file atau
3.Melibatkan Pembaca Iklan.
Sebagai makhluk sosial, manusia pada dasarnya menyukai komunikasi atau interaksi. Oleh karena itu, buatlah iklan yang dapat membuat pembaca/penikmat dapat berinteraksi. Misal: iklan ini membuat saya kaget, membuat saya marah, membuat saya bahagia, membuat saya menangis, tapi tidak bosan untuk dibaca dan dilihat.

4. Membuat pembaca penasaran
Secara alamiah, rasa ingin tahu setiap manusia sangat besar. Manusia ingin tahu banyak hal. Bukankah tujuan sesungguhnya dari pemasangan iklan adalah untuk membuat konsumen ingin informasi lebih lanjut? Karena itu buatlah iklan yang mampu membuat pembaca penasaran ingin tahu lebih lanjut.

5. Iklan yang baik yang memberikan jawaban
Jangan biarkan rasa ingin tahu seseorang menjadi rasa frustasi yang akhirnya berbalik menjadi rasa benci. Iklan yang baik adalah iklan yang mampu memberikan jawaban atas keingin-tahuan manusia/konsumen. Sebuah iklan seperti sebuah pertanyaan yang belum terjawab yang harus diselesaikan.

6. Menarik kesimpulan sendiri
Upayakan dalam desain iklan, agar konsumen mampu menarik kesimpulan sendiri dari iklan yang kita buat. Setelah itu, biarkan konsumen menarik kesimpulan sendiri pula dari iklan yang kita buat, ‘Sebuah iklan yang baik mampu membawa saya ke suatu kesimpulan yang kuat’.

7. Informasi utama dan gambar bercerita
Dalam upaya membuat konsumen penasaran, judul iklan tidak boleh memberi tahu konsumen apa yang ada dalam gambar atau desain iklan. Ada sesuatu dalam gambar yang tidak kamu lihat. Upayakan agar informasi utama dan gambar bersama-sama membuat sebuah cerita.

8. Mereka tidak pernah membual
Tonjolkan fakta dalam iklan, jangan pernal membual. Misal: Yellowstone Harley-Davidson ® di Belgrade, Montana, populasi 3,000-4,000, memiliki billboard di pinggir kota dan menyatakan, "Harley-Davidson ® dealer terbesar di Belgrade!" Mereka tidak hanya terbesar, dan dealer hanya di Belgrade, mereka adalah satu-satunya dealer di lebih dari seratus mil. Hanya sebuah fakta, bukan membual

9. Mereka selalu dilaksanakan dengan baik
Mereka memiliki desain yang baik yang tidak menguasai pesan. Mereka memiliki foto yang tajam, tipografi yang baik, dll.

10. Berapa Barang yang mereka Jual
Sebuah iklan bisa terlihat besar dan masih tidak menjual. Apa yang Anda katakan adalah sama pentingnya dengan bagaimana Anda mengatakan. Bagaimana sebuah iklan yang memenangkan penghargaan jika tidak menjual?


Baca artikel selengkapnya ....

Iklan Yang Baik (2)

Friday, December 18, 2009

Selain rumus AIDCA, ada rumus lain untuk menilai iklan yang baik, yaitu rumus SUPER"A". Rumus SUPER"A" merupakan singkatan dari elemen-elemen berikut ini.
Simple (S)
Simple artinya sederhana. Untuk brand baru "sederhana" dipahami sebagai "dapat dimengerti sekali lihat". Contohnya Iklan Kit Kat dengan slogannya "ada break ada Kit Kat". Slogan ini dengan mudah masuk dalam ingatan kita bahwa Kit Kat adalah makanan ringan untuk waktu istirahat.
Sebaliknya, untuk brand yang sudah mapan, sederhana dipahami sebagai tidak banyak elemen, namun tetap komunikatif. Dalam bentuk yang sederhana konsumen mampu menangkap adanya makna.
Unexpected (U)
Unexpected artinya tidak terduga. Di tengah derasnya arus iklan yang kita lihat setiap harinya, iklan yang baik adalah iklan yang idenya tidak terduga, di luar bayangan kita sehingga kita berdecak kagum. Iklan seperti ini akan selalu diingat dan menjadi the top of mind, paling tidak dalam segmentnya.
Persuasive (P)
Persuasif disebut juga dengan daya bujuk, yang berarti mempunyai kemampuan menyihir orang untuk melakukan sesuatu. Iklan yang berpersuasif mampu menggerakkan konsumen untuk mendekatkan diri dengan brand dan tertarik untuk mencobanya.
Jangan lupa, daya persuasif sebuah iklan harus diarahkan pada brand. Sasarannya adalah konsumen tertarik kepada brand sebuah produk. Jangan sampai yang menjadi the top of Mind konsumen adalah iklan, bukan brand itu sendiri.
Entertaining (E)
Dalam era yang sudah over comunication dan juga over iklan ini, pembuat iklan harus kreatif. Pesan yang disampaikan dalam iklan, harus dapat tersampaikan ketika konsumen melihat iklan yang ditayangkan. Lebih lagi, jika kita menginginkan iklan yang kita buat teringat di benak konsumen.
Iklan yang standar mungkin tidak mengesalkan hati konsumen, namun iklan itu juga tidak akan tertanam dalam benak konsumen. Iklan yang baik akan tertanam di benak konsumen. Iklan-iklan tersebut mengandung unsur hiburan. Iklan yang mempunyai sifat menghibur mampu memainkan emosi konsumen untuk tertawa, menyanyi, menari, menangis, atau terharu. Iklan seperti itu mampu mengangkat simpati konsumen terhadap brand yang diiklankan.
Relevant (R)
Dalam beriklan, kita dituntut untuk kreatif. Penyampaian iklan tidak harus lugas menunjukkan agar konsumen segera menggunakan iklan yang kita tawarkan. Iklan yang baik harus menggunakan berbagai gaya berbahasa: asosiasi, analogi, hiperbola, metafora, dan lain-lain. Dengan kata lain, iklan bolehlah melantur kemana-mana, dengan syarat harus relevan.
Iklan yang baik harus dapat dipertanggungjawabkan, harus tetap dapat dirasionalisasi, harus ada hubungan dengan brand dari produk yang kita iklankan. Iklan harus relevan dgn brand, baik brand positioning, maupun brand personality.
ACCEPTABLE (A)
Unsur acceptable atau penerimaan sangat berkaitan dengan budaya yang berlaku di masyarakat. Membandingkan secara langsung produk kompetitor dengan produk yang kita iklankan, dirasa tidak dapat diterima oleh masyarakat. Begitu juga dengan iklan yang menampilkan kekerasan.
Iklan yang baik, adalah iklan yang dapat diterima oleh masyarakat, sesuai dengan nilai budaya setempat. Untuk itu, berpeganglah pada hati nurani. Kita dianugerahi Tuhan sebuah hati nurani yang mampu menuntun kita untuk menilai apakah iklan yang kita buat, sesuai atau tidak dengan nilai-nilai budaya di masyarakat.


Baca artikel selengkapnya ....

Iklan Yang Baik (1)

Tuesday, December 15, 2009

Ada beberapa pendapat mengenai iklan yang baik. Menurut Kasali (1995: 83:86) iklan yang baik paling tidak memenuhi kriteria rumus yang disebut AIDCA. Rumus itu merupakan singkatan dari dari 5 elemen sebagai berikut:
1.Attention (perhatian),
2.Interest (minat),
3.Desire (kebutuhan),
4.Conviction (keinginan),
5.Action (tindakan).

Attention berarti bahwa iklan harus mampu menarik perhatian khalayak sasaran. Untuk itu, iklan membutuhkan bantuan ukuran, penggunaan warna, tata letak, atau suara-suara khusus.
Interest berarti bahwa iklan berurusan dengan bagaimana konsumen berminat dan memiliki keinginan lebih jauh. Dalam hal ini konsumen harus dirangsang agar mau membaca, mendengar, atau menonton pesan-pesan yang disampaikan.
Desire bermakna bahwa iklan harus mampu menggerakkan keinginan orang untuk memiliki atau menikmati produk tersebut.
Conviction mengandung arti bahwa iklan harus mampu menciptakan kebutuhan calon pembeli. Konsumen mulai goyah dan emosinya mulai tersentuh untuk membeli produk tersebut.
Action mengandung arti bahwa iklan harus memiliki "daya" membujuk calom pembeli agar sesegera mungkin melakukan suatu tindakan pembelian. Dalam hal ini dapat digunakan kata beli, ambil, hubungi, rasakan, bunakan, dan lain-lain.

Namun demikian, dalam era komunikasi yang sangat terbuka ini atau era over comunication, penulis iklan harus cukup hati-hati agar iklan tidak membosankan.

Pustaka:
Kasali, Renald. 1995., "Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia", Jakarta: Grafiti.


Baca artikel selengkapnya ....
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Academics Blogs Academics Top Blogs blogarama - the blog directory Submit your website to 20 Search Engines - FREE with ineedhits! Media Promosi

  © Blogger template Brownium by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP