7 Trik Membuat Iklan yang Memorable

Monday, October 25, 2010

Tidak bisa dipungkiri ketika Jakarta dilanda banjir seperti sekarang ini yang paling teringat tentu iklan "A Mild Tanya Kenapa" yang versi banjir.

Secara cerdas, sengaja atau tidak sengaja, segala pemberitaan di media massa tentang banjir meng-enforce ingatan kita pada iklan A Mild tersebut.

Dari sini jadi muncul ide bagaimana membuat iklan yang kontekstual sehingga diingat oleh publik, walau terlihat tidak (belum) kontekstual (karena belum terjadi) dengan masa diluncurkannnya iklan.

Yang perlu diperhatikan adalah, jangan sampai iklan dianggap menimbrung popularitas pada peristiwa yang terjadi (apalagi kalo peristiwa itu musibah).

Caranya bagaimana? Caranya luncurkan iklan jauh hari sebelum peristiwa terjadi dan jangan sampai masyarakat banyak membaca email ini (hehe).

Di bawah ini beberapa langkah membuat iklan yang memorable dan mendapat dukungan media massa gratis.

7 Tips Membuat Iklan Yang Memorable

1. Perkirakan kejadian atau peristiwa yang secara periodik (tahunan, bulanan) terjadi di Indonesia dan menyedot perhatian publik, misalnya, gempa bumi, tsunami, banjir (sudah), longsor, kecelakaan transportasi (pesawat, ferry, kereta api), kebakaran hutan, selebritis meninggal over dosis (pasti terjadi lagi), selebritis tertangkap menggunakan narkoba (pasti terjadi lagi), kerusuhan, poligami, penyebaran video pribadi dll.

2. Sesuaikan konteks peristiwa diatas dengan ide besar dari kampanye Anda. Jika Anda seorang kreatif jagoan, hal ini tentu tidaklah susah. Contohnya A Mild, apa hubungannya jualan rokok dengan banjir misalnya? Tapi toh tema banjir jadi salah satu versi iklannya.

3. Tentukan nada dari iklan. Tidak ada yang suka pada iklan yang negatif atau depressing. Walaupun iklan Anda tentang bencana (alam atau bukan) pastikan iklan yang Anda buat memiliki pencahayaan optimis dan berhumor

4. Jangan membuat iklan dengan konteks peristiwa yang sudah terjadi (lumpur lapindo misalnya) karena basi dan iklan Anda akan dituduh mendompleng atau lebih parah lagi mengambil keuntungan dari bencana yang terjadi.

5. Jangan menyalahkan siapa-siapa pada iklan yang Anda buat, karena itu artinya Anda mengambil resiko membuat sekelompok orang tidak suka, padahal mereka ini bisa jadi juga customer Anda. Toh tanpa menyalahkan siapa-siapa masyarakat bisa mengambil kesimpulan sendiri.

6. Buat kampanye tie-in antara brand yang Anda iklankan, konteks/tema/ cerita yang Anda gunakan dengan kejadian di dunia nyata. Menggunakan contoh A Mild dan banjir lagi, alangkah efektifknya jika Sampoerna mendanai sebuah website/blog penuh informasi tentang banjir misalnya, kenapa itu terjadi,
apa yang harus dilakukan, peta banjir. Dalam jaman sekarang dalam satu hari situsnya akan jadi dan paling diperlukan 1-3 orang yang resourceful untuk memaintained situs tersebut. Katakanlah semacam detik.com khusus berita banjir dengan logo kecil A Mild dibawah. Niscaya akan jadi sebuah usaha yang mantap, dan menimbun simpati dari masyarakat, sebuah perwujudan Positive PR dan Corporate Social Responbility juga. Tentu tidak perlu banjir saja. Banjir skrg mungkin sudah di-owned oleh A Mild, brand lain perlu secepatnya meng-owned peristiwa lain.

7. Terakhir dan yang menentukan adalah, apakah cerita/tema/ konteks yang Anda gunakan pada kenyataannya terjadi tidak di dunia nyata. Keberuntungan Anda sebagai pembuat iklan diuji disini, apakah konteks/cerita iklan yang Anda buat akan terjadi di masa depan atau tidak. Tapi ini bukan masalah kalau pun tidak terjadi, iklan Anda akan mendapat simpati masyarakat karena terlihat setengah kampanye positif dan tidak mementingkan jualan. Selamat membuat iklan yang memorable!
.

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Academics Blogs Academics Top Blogs blogarama - the blog directory Submit your website to 20 Search Engines - FREE with ineedhits! Media Promosi

  © Blogger template Brownium by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP