Peluang Niche Market
Wednesday, March 30, 2011
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengembangkan bisnis/usaha kita ialah dengan menggarap niche market atau ceruk-ceruk pasar khusus. Menggarap ceruk pasar khusus (niche marketing) ini juga merupakan salah satu cara yang terbukti cukup ampuh bagi para entrepreneur pemula agar bisa survive dalam merintis bisnisnya.
Sesuai namanya, niche market memang bukan pasar yang massal yang populasinya sangat luas. Namun niche market ini ceruk yang lebih spesial dan bisa digarap lebih dalam. Selain itu target pasarnya lebih jelas dan karakteristiknya lebih homogen sehingga memudahkan kita dalam melayani sektor ini.
Kalau kita cukup jeli sebenarnya di setiap segmen pasar selalu ada niche market yang bisa dikembangkan dan digarap, hanya saja kita ini sering tidak menyadarinya bahwa ternyata ceruk itu ada, sangat potensial dan bisa digarap jadi duit. Kita baru tersentak setelah ada pelaku bisnis lain yang sukses menekuni di ceruk pasar itu.
Sebenarnya di Indonesia banyak sekali contoh2 pelaku bisnis dan entrepreneur yang survive berkat kejeliannya mengembangkan niche market (ceruk-ceruk pasar khusus) seperti itu. Di bisnis riset pemasaran misalnya, kita tahu bahwa yang menjadi pemain terbesar alias kakapnya adalah AC Nielsen, perusahaan asing yang juga kondang dengan rating acara2 televisi.
Namun jangan salah, beberapa perusahaan riset pemasaran lokal juga sukses dan membesar karena kejeliannya mengembangkan strategi niche marketing. Mungkin sudah ada yg familier dengan nama Frontier Marketing Research, dia sangat kuat untuk riset pemasaran di industri consumer good. Lalu perusahaan riset MARS, sangat kuat di klien-klien perbankan. Yang jelas niche market ini bisa dicari dan dikembangkan di tiap industri, hanya saja memang kita harus jeli dan realistik.
Banyak enterepreneur yang sukses dan bertahan lama di bisnisnya karena strategi ini. Sudah banyak yang membuktikan bahwa dengan membidik ceruk-ceruk khusus itu ternyata bisa ‘hidup’, survive, secara berkelanjutan. Ada relasi saya yang kerjanya ‘hanya’ mensuplai tanaman hias dan vas bunga untuk beberapa lembaga asing, sampai sekarang bisnis dia hanya itu namun terus eksis. Nampaknya itu kecil, padahal hasil ekspor itu sangat lumayan, bisa menghidupi lebih dari cukup.
Ada juga relasi saya yang lain yang orang tuanya menjadi supplier papan kayu ke tiga perusahaan Jepang sampai turun-temurun. Yang saya heran, meski hanya mensuplai papan kayu ke tiga perusahaan, namun omset tahunannya diatas Rp 30 miliar. Ia telaten melayani niche marketnya. Bagi anda yang sudah baca buku “10 PENGUSAHA YANG SUKSES MEMBANGUN BISNIS DARI 0″ disusun Sudarmadi terbitan Gramedia, disana juga ada contoh tiga pengusaha yang sukses membangun bisnisnya dengan mengandalkan strategi niche marketing di awal perintisannya. Yaitu Winita Kusnandar, pengusaha wanita yang juga pemilik perusahaan konsultan hukum (law firm). Ketika beliau merintis usaha law firm, beliau tidak langsung menyasarkan jasa hukumnya bagi semua target market(publik), namun ke perusahaan-perusaha an asing di Indonesia terutama perusahaan pertambangan. Lalu Pak Budianto Darmastono yang menekuni bisnis kurir, beliau tidak serta merta menyasarkan bisnis kurirnya sebagai kurir untuk umum seperti PT Pos, TNT, DHL, TIKI, FedEX dll. Namun kurir khusus untuk pengantaran billing kartu kredit. Dan beliau sukses sehingga kini sudah punya karyawan lebih dari 2.000 orang. Lalu, Pak Ronny Lukito pengusaha tas dari PT Eksonindo juga tak melupakan strategi niche marketing ini dengan memasarkan tas merek Eiger khusus untuk kalangan petualang/outdoor/ streetgear, dan saya kira tak usah dijelaskan Eiger termasuk merek tas terpopuler di Indonesia saat ini. Jadi beliau2 itu survive dan sukses karena jeli dan mengembangkan niche market.
Disini pesan utamanya, kalau kita hendak mengembangkan bisnis, kita tak perlu serakah dan bernafsu untuk melayani semua segmen pasar sekaligus. Nggak usah kemaruk. Apalagi saat perintisan. Selain sulit mengarahkan strategi kita, menggarap pasar yang massal itu biasanya persaingannya lebih ketat karena umumnya pasarnya sudah diketahui khalayak umum. Lebih baik memulai mengembangkan ceruk2 khusus (niche market) yang potensial dan dekat dengan kita, dan yang kita sudah punya pengetahuan dan kompetensi untuk melayani pasar itu. Dengan cara itu target market kita menjadi lebih jelas dan otomotis lebih mudah mengarahkan bidikan termasuk program promosi.
Tentu, kalau kita sudah punya basis pasar yang kuat di niche market, bolehlah kita mulai melirik pasar yang lebih besar. Jadi, cobalah memulai mengembangkan niche market di dekat kita, siapa tahu ceruk itu menjadi jembatan sukses yang tak terbayangkan sebelumnya.
Sumber : http://pengusahamuda.wordpress.com/
.
0 comments:
Post a Comment